Mangkraknya Waduk Brigif dan Keluhan Warga Soal Ganti Rugi

Mangkraknya Waduk Brigif dan Keluhan Warga Soal Ganti Rugi

Domino1945.com

VIPdomino.com - Proyek pembangunan waduk Brigif di Cimpedak, Jagakarsa, Jaksel terlihat terhenti aktivitasnya. Waduk yang pembangunannya dimulai di era Gubernur DKI Joko Widodo itu sampai saat ini belum selesai.

Ketika didatangi pada, Sabtu (25/3/2017), tampak alat pengeruk berwarna kuning berada di lokasi namun aktivitas pembangunan justru tidak terlihat.

Salah seorang warga, Mathies Polnaya, yang tinggal di Jalan Sawo, Cipedak Jagakarsa Jaksel, mengungkapkan proyek ini telah terhenti sekitar setahunan. Namun ia tidak mengetahui alasan mengapa proyek waduk ini tak kunjung juga selesai.

"Kurang lebih setahun terhenti, kalau kami ingin ini semua cepat selesai," ujar pria yang akrab disapa Polnaya itu.

Polnaya yang rumahnya ikut dibebaslahankan karena adanya pembangunan waduk, mengeluhkan pembayaran uang ganti rugi rumah yang tak kunjung selesai. Dia mengaku ada perbedaan antara pengukuran rumah yang menyebabkan uang ganti rugi semakin sedikit.

"Pengukuran tidak sesuai, apa yang kita ajukan ke tata air untuk respons juga telat," kata Polnaya.

Warga sebenarnya, menurut Polnaya, mendukung adanya proyek waduk Brigif ini. Namun ia meminta ada transaparansi dalam proses pembayaran uang ganti rugi rumah yang akan dibebaskan.

"Kami mendukung program ini, tapi tidak ada keterbukaan dari pemda. Kami tidak neko-neko, kami oke sesuai hak kita," tuturnya.

Saat diadakan pertemuan dengan pemerintah juga, warga hanya mendengarkan harga ganti rugi rumah yang telah ditentukan oleh pemerintah. Tidak ada negosiasi dalam penentuan harga tersebut.

"Tidak ada diskusi atau nego sama sekali dalam pertemuan tersebut, kita hanya mendengarkan," imbuh Polnaya.

Warga akhirnya menyepakati besaran uang yang telah ditentukan oleh pemerintah tersebut. Namun pada saat pembayaran, uang yang diberikan justru berbeda dengan saat pertemuan itu.
Domino1945.com


"Pembayaran sudah ada yang terima. Sebagian belum. Misalnya Bu Icha itu di daerah sana belum, kita bukan nego harga tapi kami mendengarkan harga, harga itu sudah dari Tata Air, datang tanah sekian, harga sekian. Sudah tanda tangan pembayaran, pada saat pembayaran kurang dari harga yang sudah ditentukan," terangnya.

Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Icha, salah seorang warga di Jalan Aselih, Cipedak. Dia juga mengeluhkan adanya pembayaran yang tidak sesuai yang menyebabkan pembebasan lahan terhenti.

"Pas ada undangan lagi pembayaran itu tidak sesuai nominalnya, berubah lagi, karena kan tim penilainya pas begitu dibayarnya berbeda, nominalnya tidak sesuai dari penilaian," ujarnya.

Dia juga telah berulang kali mencoba untuk menghubungi pihak pemerintah namun responsnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Selain itu, Icha pun berharap masalah pembayaran ini bisa cepat selesai sehingga warga bisa tenang.

"Waktu itu cuma oper sana sini. Jadi nanti katanya Mei mau diselesaikan gitu akhirnya tidak ada juga. Terus akhirnya kemudian bulan apa ya. Agak lama sih," ujar Icha. 

Comments